Guru BK adalah sosok yang sangat berperan dalam dunia pendidikan, terutama pada ranah bimbingan dan konseling pada siswa/konseli baik yang bermasalah maupun tidak. Namun, bagi beberapa khalayak yang belum mengetahui ciri khas guru BK/Konselor, keberadaan guru BK masih dianggap sebagai sosok seperti intelegen sekolah. Adapun beberapa fenomena tentang guru
bimbingan dan konseling atau konselor di lapangan, yaitu :
a. Dipersepsikan sebagai polisi
sekolah oleh siswa maupun masyarakat. Sehingga siswa terkadang enggan untuk
bertemu dengan konselor.
b.
Pekerjaan guru BK dipandang
lebih mudah dari guru biasa oleh khalayak tertentu.
c. Masih ada di beberapa sekolah ,
guru BK berasal dari latar pendidikan yang berbeda, sehingga menimbulkan
persepsi negatif pada siswa tentang kemampaunnya dalam pemecahan masalah.
d. Permasalahan konseli tidak
menemukan pemecahan yang diinginkan karena penanganan konselor kurang
profesional atau ditangani oleh guru bimbingan konseling yang berlatar
pendidikan tidak linier.
Selain pandangan di atas, terkadang pada persepsi tertentu ada suatu
kesalahan umum yang dilakukan oleh BK sehingga konseli merasa enggan atau
takut untuk berhadapan dengan konselor. Berbeda dari mereka yang memiliki pandangan
dimana tidak mau terlibat dengan teman sejawatnya dan atau bawahannya atas
masalah lain kecuali urusan kerja dan pelaksanaan kerja, sebaliknya memang ada
yang lain yang merasa senang dalam mendayagunakan makna bimbingan konseling,
tetapi mungkin tidak mengetahui bagaimana harus melakukannya atau mungkin
mereka ni mempunyai rasa takut yang salah tentang apa sebenarnya arti
mendayagunakan bimbingan konseling.Mereka merasa gugup tidak tahu apa yang harus dikerjakan bila hal
itu ia laksanakan, sebelumnya ia perbuat untuk kebaikan orang lain, dimana ia
selalu dibayangi oleh perasaan emosional, yang sebenarnya mereka mempunyai
potensi untuk itu.
Di bawah ini mencoba mengungkapkan hal-hal yang membuat ada rasa takut sehingga
mendorong kedewasaan intelektual dan emosional yang tidak sejalan seperti apa yang diungkapkan di bawah ini :
a. Mereka terlalu menekankan
segala sesuatu dari dirinya dengan satu pemikiran bahwa hal itu akan membantu, padahal
mungkin tidak membantu.
b. Adakalanya mereka memulai
sesuatu dengan memuji orang lain, hal ini dapat mematahkan semangat mereka ;
c. Bergerak langsung pada
pemecahan masalah, hal itu mungkin dapat dipakai tetapi terlalu cepat
d. Mereka selalu berpandangan
bahwa bantuan itu artinya melakukan sesuatu untuk seseorang padahal belum tentu
demikian halnya ;
e. Mereka percaya bahwa sedikitnya
bantuan yang diminta berupa nasehat yang meyakikan, pada hal tidak perlu.
Dengan memperhatikan hal-hal yang diutarakan di atas, lalu apa yang
seharusnya mereka lakukan atau adakah sesuatu yang lain?. Yang tidak ada pada
mereka adalah hakekat dari pemahaman yang mendalam mengenai sosok guru
bimbingan konseling yang sebenarnya. Dengan demikian, maka perlulah para konselor berpikir
untuk menciptakan ide yang inovatif untuk meningkatkan profesionalitas konselor
itu sendiri dalam pemberian layanan dan konseling serta penguasaan kompetensi utuh konselor.
No comments:
Post a Comment